SPEMUKU – Tanaman lidah buaya (Aloe vera) adalah sukulen yang terkenal karena manfaatnya dalam perawatan kulit dan kesehatan. Deskripsi tanaman lidah buaya meliputi:
- Bentuk dan Ukuran: Tanaman lidah buaya biasanya memiliki daun-daun tebal yang panjang dan ramping, biasanya tumbuh hingga sekitar 30 hingga 50 cm tingginya. Daunnya berwarna hijau gelap dan terkadang memiliki bintik-bintik putih.
- Tekstur: Daun-daunnya tebal, berdaging, dan bergerigi dengan pinggiran yang kasar. Permukaan daunnya berlekuk dan memiliki duri-duri halus di sepanjang tepinya.
- Bunga: Ketika dalam kondisi ideal, lidah buaya dapat menghasilkan batang bunga yang panjang dengan bunga berbentuk tabung berwarna kuning atau oranye.
- Manfaat: Lidah buaya terkenal karena gel yang terdapat dalam daunnya, yang memiliki sifat penyembuhan dan melembapkan kulit. Gel ini sering digunakan untuk mengobati luka bakar, iritasi kulit, atau sebagai bahan dalam produk perawatan kulit.
- Perawatan: Tanaman lidah buaya mudah dirawat dan tumbuh baik dalam cahaya matahari sedang hingga terang. Mereka juga memerlukan tanah yang baik drainasenya dan jarang perlu disiram.
- Habitat Asli: Tanaman lidah buaya berasal dari daerah kering di Afrika, tetapi sekarang telah tersebar luas di seluruh dunia sebagai tanaman hias dan tanaman obat.
Khasiat lidah buaya telah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Secara historis, tanaman yang dikenal juga dengan nama aloe vera ini dianggap dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan efektif sebagai obat pencahar. Seiring perkembangan zaman, lidah buaya makin dipercaya sebagai obat tradisional yang bisa menangani sejumlah kondisi.
Memanfaatkan Gel dan Lateks Lidah Buaya
Bagian-bagian lidah buaya yang bisa dimanfaatkan yaitu gel dan lateks. Gel diperoleh dari sel-sel yang berada di bagian tengah kulit lidah buaya, sementara lateks diperoleh dari sel-sel yang tepat berada di bawah lapisan kulit lidah buaya.
Sebagai obat, gel lidah buaya yang berwarna bening seperti jeli ini sering digunakan sebagai kandungan utama pada salep, losion, krim, dan sebagainya. Lateks sendiri bisa diolah untuk membuat zat-zat kering, seperti suplemen.
Selain diproduksi menjadi obat-obatan, lidah buaya juga kerap dimanfaatkan masyarakat dalam bentuk alami. Para wanita biasa menjadikan lidah buaya sebagai teman baik dalam merawat kesehatan rambut dan kulit. Mereka percaya, lidah buaya bisa membuat rambut lebih indah dan kulit menjadi lebih halus.
Khasiat Lidah Buaya yang Telah Diteliti Secara Ilmiah
Masyarakat menggunakan lidah buaya untuk mengatasi berbagai kondisi. Namun secara ilmiah, khasiat yang baru diketahui kemungkinan dapat mengobati empat kondisi di bawah ini :
- Pembersih make up alami. Buat Anda yang memiliki kulit sensitif, lidah buaya dapat dijadikan alternatif untuk pembersih make up. Hal ini dikarenakan lidah buaya terbilang ramah dan lembut di kulit.
- Gatal dan ruam pada mulut dan kulit. Menurut penelitian, menggunakan obat kumur yang mengandung lidah buaya selama tiga kali sehari selama 3 bulan, bisa membantu mengurangi rasa gatal dan ruam pada mulut. Hal yang sama berlaku jika mengaplikasikan gel mengandung lidah buaya sebanyak dua kali sehari selama 2 bulan pada kulit.
- Cold sore atau luka pada bibir akibat virus herpes. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengoleskan krim dengan ekstrak lidah buaya 0,5 persen selama tiga kali sehari, bisa mempercepat proses penyembuhan luka akibat virus herpes simpleks. Hal ini dikarenakan, lidah buaya memiliki sifat antivirus yang dapat membantu melawan virus herpes.
- Psoriasis. Penggunaan krim dengan kandungan lidah buaya sekitar 0,5 persen selama 1-2 bulan bisa meredakan psoriasis. Tapi, hasil tersebut tidak terlihat jika hanya memakai gel lidah buaya.
- Mengatasi kulit terbakar sinar matahari. Losion atau pelembap yang mengandung lidah buaya mampu meredakan kulit yang terbakar sinar matahari, serta mengembalikan kelembapan kulit yang hilang akibat paparan ultraviolet berlebih, sehingga kulit terasa lebih nyaman.
- Konstipasi. Lateks lidah buaya mengandung bahan kimia yang efektif sebagai obat pencahar. Namun, penggunaannya juga bisa menyebabkan efek samping diare.
Penggunaan gel lidah buaya pada kulit sepertinya aman. Meski demikian, sesekali gel lidah buaya juga bisa membuat kulit menjadi terbakar dan gatal-gatal.
Tidak seperti gel, mengonsumsi lateks lidah buaya dengan dosis tinggi berpotensi menyebabkan sakit perut dan kram. Tidak hanya itu, mengonsumsi lateks lidah buaya dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan diare, penurunan berat badan, masalah ginjal, kelemahan otot, darah dalam urine dan gangguan jantung.
Tidak Semua Orang Bisa Mengonsumsi Lidah Buaya
Produk lidah buaya sebaiknya jangan asal dikonsumsi. Bacalah informasi pada kemasan untuk memeriksa apakah cocok untuk kondisi Anda. Ada sebagian orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi lidah buaya karena faktor keamanan.
- Anak-anak di bawah 12 tahun. Anak usia tersebut mungkin bisa mengalami sakit perut, kram, atau diare usai mengonsumsi produk lidah buaya. Sebaiknya hindari penggunaan pada anak-anak usia tersebut, kecuali di bawah pengawasan dan anjuran dokter.
- Ibu hamil dan menyusui. Ada laporan yang mengaitkan lidah buaya dengan keguguran dan risiko melahirkan bayi berkondisi cacat. Demi keselamatan, lebih baik untuk menghindari hal ini.
- Menjelang operasi. Lidah buaya dapat memengaruhi kadar gula darah dan dapat mengganggu kadar gula darah selama dan setelah operasi. Jadi hentikan mengonsumsi lidah buaya, setidaknya dua minggu sebelum operasi.
- Penderita wasir. Anda bisa memperburuk kondisi diri sendiri jika mengonsumsi lidah buaya, khususnya lateks, saat menderita wasir.
- Penyakit ginjal. Mengonsumsi lateks lidah buaya berlebihan juga dikaitkan dengan gagal ginjal. Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit ginjal Anda bertambah parah, hindari mengonsumsi zat tersebut.
- Memiliki masalah usus. Lateks lidah buaya berpotensi mengiritasi usus.
Penting untuk bersikap hati-hati sebelum mengaplikasikan atau mengonsumsi bahan-bahan alami, termasuk lidah buaya. Utamakan untuk selalu menggunakan produk yang telah terdaftar di BPOM RI. Cari tahu informasi sebanyak-banyaknya atau konsultasi ke dokter sebelumnya.
0 Komentar