Pentingnya Pojok Literasi Tentang Halal di Perpustakaan Sekolah Muhammadiyah

Minimnya literasi halal adalah realitas yang harus menjadi perhatian dalam tata kelola perpustakaan sekolah Muhammadiyah yang berorientasi pada kemaslahatan umat. Sekolah Muhammadiyah merupakan bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah penting untuk memperhatikan dinamika masyarakat tentang pengetahuan halal. Berbagai produk makanan maupun minuman saat ini membanjiri lingkungan masyarakat. Keberagaman produk makanan dan minuman adalah bagian dari kreativitas kuliner, era dulu sebatas makanan tradisional yang di kenal, namun saat ini segala sesuatunya bisa di pelajari pembuatannya melalui kanal konten youtobe ataupun blog literasi kuliner. Seperti contoh makanan khas sunda empek-empek, batagor ataupun bakso beranak saat ini sudah merambah di luar lingkungan asalnya. Berbagai produk makanan impor baik impor lokal maupun impor luar negeri juga begitu deras masuk dalam pangsa pasar produk kuliner. Makanan maupun minuman tersebut sudah demikian digandrungi anak-anak usia sekolah tanpa diketahui bahan dan proses pembuatannnya yang penting enaak dan harga yang terjangkau.

Perpustakaan sekolah sebagai pusatnya literasi perlu untuk membuat pojok perpustakaan yang berisi berbagai literasi tentang apa itu sesuatu yang halal dan thoyyib supaya anak-anak mempunyai pengetahuan tentang halal dan haram. Literasi halal ini sekaligus bertujuan untuk membentuk karakter Islami anak-anak di sekolah Muhammadiyah. Islami itu harus mencerminkan pada gaya hidup, oleh sebab itu pentingnya penunjang pengetahuan yang selama ini ditekankan pada bobot materi ISMUBA yang menjadi ciri khas sekolah Muhammadiyah, namun juga aspek pengetahuan lain tentang sesuatu itu apakah bernilai halal haram. Keberlangsungan pojok literasi halal di sekolah Muhammadiyah nanti diharapkan juga memunculkan jiwa jujur dan giat bertaawwun seperti rutin dalam berinfaq maupun shodaqoh. Di sekolah Muhammadiyah di sediakan juga kantin sekolah yang menyediakan aneka jajan sekolah yang Insyaallah terbuat dari bahan yang halal maka untuk menggerakan fitrah perilaku  halal,juga perlu untuk mendidik anak-anak untuk mengambil barang halal itu dengan uang yang halal. Uang yang halal adalah uang yang berasal dari diri siswa itu sendiri bisa juga uang itu dari dikasih orang tuannya ataupun dari hasil menabungnya bukan uang yang mencuri milik orang tua, saudara atau bahkan temannya. Sekalian juga dilatih kejujuran untuk membayar sendiri di kotak kantin yang disediakan.

Banyaknya aneka makanan di luar yang bisa dipesan melalui grab food, sebuah layanan yang begitu mudah dengan memanfaatkan Hp begitu memesan bisa diantar oleh pak grab setiap saat. Jenis-jenis makanan yang di pesan bagi anak-anak usia sekolah harus tahu bahannya termasuk juga pengetahuan tentang label halal yang diterbitkan Kemenag maupun MUI sebagi pemegang otoritas yang menguji kehalalan makanan maupun minuman. Kemajemukan negeri ini juga memungkinkan terdapat makanan yang mengandung unsur Babi yang jelas-jelas di haramkan oleh Al-Qur’an. Disinilah pentingnya Pojok Halal di Perpustakaan sekolah Muhammadiyah untuk membantu anak-anak mengetahui hewan apa saja yang mengandung unsur haram seperti Babi ataupun juga satwa-satwa yang hampir punah di Indonesia yang terlarang untuk di korbankan. Tanpa pengenalan sejak dini maka akan membuat anak-anak cenderung mengabaikan yang penting enak di makan.

Pojok literasi di sini adalah penataan buku dalam satu kumpulan rak khusus di perpustakaan yang bisa menarik perhatian dan minat para pengunjung perpustakaan sekolah ataupun kalau dalam bentuk perpustakaan digital terdapat fitur  khusus yang menyajikan berbagai literasi halal. Dalam prakteknya pengelola perpustakaan di sekolah Muhammadiyah bisa berkolaborasi dengan guru-guru ISMUBA yang ikut mendorong siswanya berliterasi tentang pengetahuan produk halal dalam bentuk berbagai tugas. Dari pengertian tentang literasi halal ini juga bisa untuk menggerakkan siswa aktif menyisihkan uang jajan di sekolah sebagai bagian dari tazkiyah malliyah. Karena dengan infaq akan menambah keberkahan hidup anak-anak supaya terjaga dari sesuatu yang di haramkan baik perbuatan maupun berbagai bentuk makanna minuman yang makin marak di masyarakat.

Ciri Khusus Perpustakaan Sekolah Muhammadiyah

Sudah lazim bila di sekolah Muhammadiyah diajarkan materi tentang ISMUBA, sebagai kosekuensinnya perpustakaan Muhammadiyah juga harus menyediakan buku ISMUBA seperti Ke-Muhammadiyahan, Aqidah Akhlah, Tarikh dan sebagainya. Supaya lebih aplikatif dan disesuaikan dengan kebutuhan social, penting juga kehadiran pojok literasi halal di lingkungn perpustakaan Muhammadiyah. Sesuatu yang halal adalah dambaan dari seorang mukmin. Alangkah ironis bila halal yang merupakan kewajiban utama rejeki seorang muslim bahkan bisa berperkara terjerumus ke api neraka bila tidak dipatuhi, jika sejak dini tidak dibiasakan secara kompleks mengetahuinya. Maka dari itu alangkah baiknya bila literasi halal di perpustakaan Muhammadiyah adalah bagian dari gerakan moral amar ma’ruf nahi mungkar. Gagasan mulia ini akan memudahkan orang awam yang biasanya menyekolahkan putra-putrinya di sekolah Muhammadiyah tergugah hatinya karena begitu perhatiannya sekolah Muhammadiyah tentang segala sesuatu yang halal sebagai pembeda halal dan haram.

Manajemen tentang gerakan literasi halal di perpustakaan Muhammadiyah bisa dilakukan secara sistematis melalui konsolidasi  majelis pustaka di berbagi tingkatan baik pimpinan pusat sampai pimpinan ranting yang memiliki AUM di bidang pendidikan. Kalau ini di lakukan secara sistematis dari pusat sampai ranting bisa menjadi role model gerakan pendidikan Muhammadiyah yang senantiasa menangkap pesan-pesan zaman sebagai ciri khusus gerakan Muhammadiyah yang bertujuan untuk membahagiakan warganya dengan ajaran yang menjalankan Syariah Islam yang akan menghantarkan pada kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Pesan-pesan zaman sebagaiman yang disabdakan oleh Rasulullah SAW :“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak peduli lagi dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.” (H.R. Bukhari)

Merupakan tanggungjawab umat islam sekaligus juga dunia pendidikan yang diamanati untuk mendidik anak-anak sejak usia dini sanpai dewasa, siapa lagi yang akan mengenalkan sesuatu yang halal maupun haram jika bukan lembaga pendidikan. Sekolah Muhammadiyah harus mampu menjawabnya lewat model pendidikan khusus. Terutama perpustakaan sekolah Muhammadiyah lewat berbagai pengetahuan tentang gaya hidup yang halal.

Gaya hidup hedonis materialis makin membudaya dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah makin sulitnya mencari rejeki halal akibat ancaman resesi dan persaingan hidup. Saat ini cenderung menghalalkan berbagai cara untuk menampilkan sosoknya dalam pergaulan hidup. Maraknya korupsi adalah bagian dari contoh merebaknya gaya hidup. Hampir tiap hari pemberitaan selalu disuguhkan denagn berbagai tindakan penyelewengan. Satu hal yang pasti yang harus diketahui dari siswa adalah menjauhi dari narkotika, sabu-sabu maupun sejenisnya banyak anak-anak yang harus direhabilitasi karena sudah kecanduan.

No Smoking itu juga harus ditekankan sebagai pengetahuan hidup halal di lingkungan sekolah Muhammadiyah. Karena Muhammadiyah secara jelas mengharamkan rokok. Maka tindakan Muhammadiyah bukan berkonfontrasi dengan industry rokok dan para pemakainnay yang sudah akut, namun lewat pengetahuan berliterasi di perpustakaan Muhammadiyah sebagai bagian dari tinadakan pencegahan siswa siswinya terhadap budaya merokok.

Berbagai kemudahan dalam bertransaksi di era sekarang ini baik tradisional amupun digital juga harus menekankan pada pencarian sumber-sumber rejeki halal, dalam surat  Al-Baqarah [2] ayat 172 Allah SWT berfirman:“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu beribadah.” Ayat tersebut menegaskan bahwa selain makanan minuman yang halal juga uang yang dibelanjakan juga berasal dari sumber yang halal. Perpustakaan sekolah Muhammadiyah juga harus menyedaiaka berbagai pengetahuan tentang apa dan bagaimana sumber-sumber halal itu apakah uang dari kerja maupun upah saja namun juga harus dijelas berbagai permainan anak yang mendapatkan hadiah yang secara terselubung juga terpengaruh unsur perjudian. Pentingnya di gagas pojok literasi halal yang juga terdapat berbagai fatwa tarjih Muhammadiyah tentang halal yang bisa dibaca juga oleh para pegawai dilingkungan amal usaha Muhammadiyah. Berawal dari gerakan literasi di perpustakaan Muhammadiyah akan terus bergerak menjadi gerakan praksis tentang gaya hidup yang sesuai syariah, karena jiwa yang bersih adalah jiwa yang selalu mendekatkan diri pada fitrah manusia yang hanya bisa hadir manakala manusia jauh dari unsur-unsur yang haram yang seringkali masuk melalui makanan minamum yang diperoleh dari rejeki yang haram. Inilah pentingnya keberadaan pojok literasi halal di perpustakaan sekolah Muhammadiyah, karena berawal dari ilmu pengetahuan manusia akan tercerahkan isi hati dan polapikirnya sehingga lingkungan akan jauh dari perbuatan yang diharamkan. (Syahirul Alem. SE, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »