Hawa nafsu pasti membawa manusia kepada jalan yang tidak diridhoi Allah SWT. Seperti kisahnya Abu Jahal yang tidak beriman kepada Allah SWT karena mengikuti hawa nafsu akan kedudukan dan jabatan. Dikisahkan Abu Jahal adalah pemimpin Quraisy Mekah yang terkenal sadis terhadap kaum muslim. Julukan Abu Jahal diberikan kepada Amr bin Hisyam al Makhzuniy, sebab membedakan hal yang benar dan bathil saja ia tidak mampu.

Sebagai paman Nabi Muhammad SAW ia bisa saja memeluk Islam namun karena takut kedudukan dan wibawanya akan rusak, maka ia memilih memeranginya. “Bahkan, meski aku tahu di akhirat kelak akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam, namun aku tidak mau dikalahkan Muhammad di dunia,” ucap Abu Jahal.

Kalau seseorang berbuat maksiat menjauh dari Allah SWT, pasti ibadah akan menurun. Hartanya bisa saja bertambah banyak, tapi berkahnya berkurang. Karena Allah SWT kalau sudah sayang kepada hamba yang beriman, maka akan diturunkan berkahnya dari langit dan bumi. Tapi sebaliknya, kalau seseorang sudah bermaksiat, maka keberkahan akan berkurang, bahkan mungkin hilang. Karena keberkahan hilang yangg muncul adalah hawa nafsu. Karena hawa nafsu yang muncul, maka yang diinginkan selalu banyak, bahkan tidak sadar kalau dia sudah mendapat banyak kenikmatan dunia.

Dia sadar kalau sudah kaya, hartanya banyak, tapi masih korupsi, masih menipu, masih lebih daripada hewan. Sapi makan rumput, tapi dia makan aspal. Aspal yang harusnya 20 cm menjadi 5 cm. Ini yang menjadikan bumi ini tidak seimbang dan tidak stabil.

Seseorang yang nafsunya naik, maka keinginan menghancurkan sangat tinggi. Kalau mempunyai teknologi ingin memonopoli, mempunyai senjata ingin menghancurkan, dan mempunyai kekuasaan ingin mendominasi.
Mengikuti hawa nafsu menjadikan manusia lalai. Hal ini dijelaskan dalam Q.S Al-Kahfi ayat 28, “janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari ingat kepada Allah serta menuruti hawa nafsunya“. Mengikuti hawa nafsu akan menghalangi seseorang untuk berbuat adil bahkan menjadi awal kerusakan.

Wallahu a’lam bisshowab.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »